PAREPARE, rilis.news — Penggunaan Lapangan Andi Makkasau di Parepare yang kini lebih sering difungsikan sebagai lokasi event ketimbang ruang publik menuai protes dari masyarakat.
Warga menilai alun-alun kota yang seharusnya menjadi pusat aktivitas olahraga dan interaksi, kini kian kehilangan fungsinya.
Seorang pedagang kecil yang enggan disebutkan namanya, mengaku sangat terdampak. Ia yang sudah berdagang sejak era Wali Kota Zain Katoe hingga Taufan Pawe, merasa kebijakan saat ini memberatkan.
“Dulu saya jualan di lapangan itu, tidak pernah bayar tenda sampai jutaan rupiah. Bahkan waktu ada acara, kami yang pakai meja kecil masih boleh berjualan. Sekarang nauzubillah, ekonomi semakin menjerit,” keluhnya.
Ia menuturkan, para pedagang terpaksa bubar dengan alasan perbaikan rumput, bertepatan dengan masa pandemi.
Keresahan ini semakin meluas setelah seorang warga bernama Agusalim yakub mengunggah sindiran di media sosial,
“Sekalian saja dibangun atap spandek permanen di Lapangan Andi Makkasau.” Unggahan tersebut memancing beragam komentar, baik yang mendukung maupun menolak.
Ketua DPRD Parepare, Kaharuddin Kadir, turut memberikan tanggapan. Melalui kolom komentar, ia menuliskan kalimat singkat namun sarat makna, “Kasihan Parepare.”
Ungkapan ini menunjukkan keprihatinannya terhadap kondisi lapangan yang nyaris tak pernah lepas dari agenda event.
Komentar lain datang dari akun bernama Yoris. Ia menyoroti minimnya antusiasme publik terhadap event yang digelar.
“Masyarakat sudah jenuh dengan kegiatan seperti itu. Info katanya tadi kegiatan di lapangan sepi pengunjung,” tulisnya.